Menimbang (kembali) peran dan fungsi TDA Joglo

Tuesday, March 10, 2009
Aura Milad 3 kemarin di gedung BPPT Jakarta Pusat yang sangat berkesan masih terasa hingga kini, membekas sangat dalam hingga mampu menggerakkan semangat untuk action.
Komunitas TDA JOGLO bulan Mei mendatang akan genap berusia 2 tahun, banyak peran yang sudah diberikan oleh kemunitas TDA JOGLO terhadap anggotanya, baik berupa materi maupun spirit entrepreneur agar senantiasa membara.
Sebelum komunitas TDA JOGLO terbentuk, bulan Mei 2007 di Solo ada kunjungan dari TDA pusat atas undangan PGS (Pusat Grosir Solo) kebetulan saya, mas Riza dan mas Budi Prayitno member TDA disekitar Solo yang bertugas untuk menyambut sekaligus sebagai guide kunjungan member TDA selama di Solo. Kunjungan ini menjadi salah satu pemicu terbentuknya TDA JOGLO.
Action pertama TDA JOGLO adalah nonton bareng film The Secret di Jogja yang diselenggarakan oleh member TDA Jogja, dan berhasil mengundang 20-an member TDA yang tersebar di berbagai daerah, peserta yang hadir saat itu otomatis menjadi member TDA JOGLO.
Kini menjelang usia 2 tahun , TDA JOGLO mampu melahirkan TDA Semarang (Februari 2008) dan TDA Soloraya (September 2008) dan di harapkan akan lahir pula TDA di daerah lain di Jawa Tengah, sehingga makna TDA JOGLO bukan lagi TDA Jogja-Solo tetapi TDA JOGLO yang merupakan rumah bagi TDA yang ada di Jawa Tengah karena JOGLO merupakan rumah adat Jawa Tengah, makna tersebut sudah meresap di hati member TDA JOGLO.
Disisi lain, TDA pusat dan beberapa pengurus serta foundernya ternyata belum ’ngeh’ dengan makna TDA JOGLO sebagai TDA-nya Jawa Tengah, yang merupakan perluasan makna TDA Jogja-Solo . Hal ini terlihat pada saat pelaksanaan Milad TDA 3 kemarin, TDA JOGLO masih disebut sebagai TDA Jogja-Solo, dan juga di buku Bussines Directory member TDA yang dibagikan pada saat Milad.

Perlunya TDA Wilayah.
Seiring dengan perkembangan TDA JOGLO yang sekarang sudah memiliki member 573 orang lebih, belum termasuk beberapa member TDA Soloraya dan TDA Semarang yang belum bergabung di TDA JOGLO, maka diperlukan pengaturan TDA Wilayah yang berbasis propinsi sebagai wadah koordinasi untuk TDA Daerah yang berbasis kota/kabupaten yang akan terbentuk.
Melihat perkembangan TDA daerah di tahun 2006 - 2009 sedikitnya ada 8 TDA daerah dan 3 TDA Wilayah dengan rincian sebagai berikut :
1. TDA Bekasi (November 2006)
2. TDA Medan (Januari 2008)
3. TDA Bandung (Februari 2008)
4. TDA Banten (April 2008)
5. TDA Singapura (Mei 2008)
6. TDA Surabaya (Juli 2008)
7. TDA Makasar (November 2008)
8. TDA Pantura(November 2008)
TDA Wilayah :
1. TDA Joglo (April 2007)
2. TDA Gerbang Kerto Susilo (Juni 2008)
3. TDA Kaltim (Februari 2009)
Dari data diatas, bukan mustahil suatu saat nanti struktur TDA bisa sampai di setiap daerah kota/kabupaten (TDA = Tiap Daerah Ada), sehingga perlu TDA Wilayah untuk mengkoordinasikan TDA Daerah. Bahkan, mungkin akan sampai di seluruh penjuru desa (TDA = Tiap Desa Ada), karena semangat untuk berbagi dan menebar rahmad akan terus mengelinding seperti bola salju yang akan menjadikan TDA semakin lama insya’Allah akan semakin membesar.
Salam FUNtastic.

Sepenggal perjalanan Milad 3 TDA

Monday, March 2, 2009

Saat yang dinanti tiba, saya berangkat dengan mas Kardi Yoga Mandiri dengan naik kereta, sampai di prambanan rombongan tambah dengan kehadiran mas Hendri. Saat di kereta kami lebih banyak berdiskusi dengan teman duduk, kelihatannya mas Kardi dapat deal-deal bisnis dengan teman barunya.

Setiba di gedung BPPT Jakarta, tempat di selenggarakan milad 3 TDA sudah banyak peserta yang menunggu, tetapi panitia kelihatannya belum ada yang datang, kami segera beres-beres untuk persiapan mengikuti acara.

Ada sebuah fenomena menarik pada pelaksanaan milad, 1000 orang lebih berkumpul dengan sebuah misi yang sama yaitu menjadi pengusaha yang kaya dan bermanfaat bagi orang lain. Pada hari kedua kami dihadapkan 2 kelompok pembicara yang berbeda. Kelompok pertama adalah pengusaha dalam menjalankan bisnisnya didominasi oleh kekuatan yang tidak mengandalkan hitung-hitungan nalar yaitut Bob Sadino dan Ust. Lihan. Kelompok kedua sebaliknya mengutamakan logika nalar, sebagai contoh Tung Desem Waringin.

Saya sangat terkesan dengan kelompok pertama terutama ustad Lihan, beliau sangat mengedepankan ikhlas dalam bertindak. Banyangkan orang yang tidak dikenal, hanya bertemu melalui internet langsung diberi uang 100 juta untuk modal usaha..

Malamnya kami menginap dirumah haji Alay pencetus nama TDA untuk nama komunitas yang dibentuk pak Roni bersama teman-temannya.
(bersampun aja)