PILKADA JATENG : Membaca Peta Politik Jateng

Friday, June 13, 2008
PKS Partai Keadilan Sejahtera Menuju Pemilu 2009


BERDASARKAN persepsi masyarakat mengenai Pemilihan Gubernur (Pilgub) Jawa Tengah (Jateng), popularitas pasangan Sukawi Sutarip-Sudharto melebihi kandidat lainnya.

Hal tersebut tercermin dalam survei yang diselenggarakan oleh Pusat Kajian Kebijakan dan Pembangunan Strategis (Puskaptis) mengenai persepsi masyarakat terhadap Pemilihan Gubernur (Pilgub) Jateng. Survei tersebut dilakukan pada tanggal 14-25 April 2008 terhadap 1.191 responden di seluruh kabupaten dan kota di Jateng.

Berdasarkan hasil survei tersebut, pasangan calon gubernur (cagub) dan calon wakil gubernur (cawagub) yang diusung koalisi Partai Demokrat dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Sukawi-Sudharto unggul dengan perolehan 24,18% (lihat grafis). Menempel ketat di posisi kedua dan ketiga, pasangan cagub- cawagub dari Partai Golkar Bambang S-M Adnan (22,67%) dan pasangan yang berasal dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Bibit Waluyo-Rustriningsih (22,42%).

Sementara itu, pasangan yang didukung koalisi Partai Persatuan Pembangunan (PPP) dan Partai Amanat Nasional (PAN) M Tamzil-Rozaq Rais mendapatkan 10,83% suara. Terakhir,kandidat cagubcawagub Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Agus Soeyitno- Kholiq Arif berada di posisi buncit dengan perolehan 9,57%. Selain unggul di tingkat provinsi, pasangan Sukawi Sutarip-Sudharto juga unggul di 4 kabupaten dan 2 kota (lihat grafis).

Dukungan di lima wilayah itu pun cukup tinggi dengan persentase rata- rata di atas 30%. Di Semarang, Demak, dan Kota Surakarta, pasangan ini malah unggul telak.Tampaknya hal tersebut tidak terlepas dari posisi cagub Sukawi yang menjabat sebagai Wali Kota Semarang.Uniknya lagi, tingginya persentase dukungan tersebut diraih di wilayah yang selama ini merupakan kantong suara milik PDIP.

Namun,keunggulan tersebut sebenarnya masih berada di bawah pasangan Bambang Sadono-M Adnan yang unggul di 11 kabupaten dan 1 kota. Namun, pasangan Sukawi Sutarip-Sudharto diuntungkan dengan lebih meratanya dukungan responden di berbagai daerah.Kecuali di Cilacap, persentase dukungan responden terhadap pasangan ini relatif di atas angka 10% (lihat grafis).

Pasangan Bambang Sadono- M Adnan sendiri unggul di banyak kabupaten yang terletak pesisir utara Jateng,di antaranya Brebes, Pekalongan, Pemalang, Rembang, dan Jepara. Di Brebes, pasangan ini bahkan unggul mutlak dengan angka 50%. Sementara itu, pasangan Bibit Waluyo- Rustriningsih unggul di 6 kabupaten yang memang menjadi basis massa PDIP pada pemilu 2004 lalu.

Pasangan ini unggul di Batang, Purworejo, Boyolali, Temanggung, Kendal, dan Kebumen.Kabupaten yang disebut belakangan merupakan daerah yang kini tengah dipimpin oleh Cawagub Rustriningsih. Tidak seperti ketiga pasangan cagub-cawagub di atas, dukungan responden terhadap pasangan M Tamzil- Rozaq Rais terdapat di daerah yang memiliki tradisi Islam yang cukup kental seperti Pati dan Kudus.

Namun, hal ini tentu tidak terlepas dari figur M Tamzil dalam posisinya sebagai BupatiKudus. Jika pasangan M Tamzil- Rozaq Rais memanfaatkan dukungan yang berasal dari kalangan muslim,tidak demikian halnya Agus Soeyitno- Kholiq Arif. Pasangan yang diusung PKB ini justru lebih mengandalkan popularitas Agus Soeyitno sebagai mantan Pangdam IV/Diponegoro.

Hal tersebut terbukti ampuh melihat tingginya persentase mereka di kota yang memiliki sejarah kemiliteran yang kuat seperti Magelang. Namun, figur Cawagub Kholiq Arif ternyata tidak cukup mampu mengangkat popularitas pasangan ini di Wonosobo. Seperti kita tahu,Kholiq adalah cawagub yang menjabat bupati di wilayah yang berbatasan dengan Magelang tersebut. Di sana, pasangan Agus Soeyitno-Kholiq Arif berbagi tempat dengan pasangan Sukawi-Sudharto dan Bibit Waluyo- Rustriningsih yang persentasenya sama besar (30%).

Peta Politik Pilgub

Berdasarkan hasil survei di atas, peta kekuatan Pilgub Jateng kian terbuka. Secara geografis, setiap cagub-cawagub memiliki kecenderungan dukungan yang berbeda-beda. Pasangan Sukawi Sutarip- Sudharto didukung di hampir seluruh kabupaten dan kota dengan persentase yang cukup stabil. Pendukung pasangan ini pun identik dengan pemilih yang bermukim di perkotaan.

Sementara itu, pasangan yang dicalonkan Partai Golkar Bambang Sadono-M Adnan pun cukup populer di hampir seluruh wilayah Jateng. Namun, potensi suara terbesar pasangan ini terletak di sepanjang pesisir utara Jateng mulai dari Brebes hingga Rembang. Seperti halnya Bambang SM Adnan, pasangan Bibit Waluyo- Rustriningsih juga memiliki persentase dukungan yang tersebar di berbagai daerah.

Hal ini tentu dipengaruhi kemenangan PDIP di Jateng pada pemilu legislatif lalu. Namun, potensi suara terbesar cagub-cawagub dari PDIP ini terletak di Jateng bagian tengah dan selatan, terutama di wilayah-wilayah yang mayoritas penduduknya bermata pencaharian agraris. Sementara itu pasangan M Tamzil-Rozaq Rais dan Agus Soeyitno-Kholiq Arif berpeluang menggarap calon pemilih di daerah-daerah yang secara kultural didominasi warna ”hijau”.

Dengan demikian, kedua pasang cagub-cawagub ini akan mengandalkan potensi suara calon pemilih muslim di daerah-daerah seperti Demak,Pati,dan Kudus. Namun, hal itu belum dapat dijadikan garansi suara kalangan muslim di kantongkantong tersebut akan mengalir kepada kedua kandidat. Sebab, peta politik Islam di Jateng tidak memiliki batasan yang jelas.

Hal ini bisa dilihat dari tingginya popularitas cagub-cawagub yang diusung Partai Demokrat dan PKS, Sukawi-Sudharto, di daerah-daerah yang dikenal sebagai basis pemilih Islam tradisional tersebut. Peta politik Islam di Jateng ternyata tidak sekental di Jawa Timur. Empat hari tersisa menjelang kampanye,setiap kandidat tentu sudah menyiapkan strategi-strategi khusus memaksimalkan dukungan mereka di seluruh wilayah Jateng.

Tentu saja mesin politik partai akan ditargetkan kepada daerah-daerah yang dinilai potensial dalam menjaring suara calon pemilih. Namun, memenangkan Pilgub tidak hanya sekedar target politik dan loyalitas calon pemilih semata. Berkaca dari gelaran Pilgub sebelumnya, perilaku politik rakyat ternyata tidak mudah ditebak. Untuk itu, cagub-cawagub perlu merumuskan visi misi yang jelas dan realistis. Sebab, yang dibutuhkan masyarakat adalah pemimpin yang mampu membawa Jateng ke arah yang lebih baik. (m azhar/litbang SINDO)