Dokumentasi Pelantikan TDA J -1

Wednesday, December 31, 2008
Beberapa dokumentasi Pelantikan TDA J-1 di Kafe Lincak Klaten. ( Maaf belum sempat resize gambar masih orisinil, jadi besar sekali)

Dari Kanan : Mas Seta, Mas Budi, Mbak Evi, Mas Awan















Dari Kanan : Mas Anang, Mas Kardi, Mas Fiki, Mas Agung, Mas ...









Dari Kanan Berdiri : Mas Arif Setiawan, Mas Joko, Mas Awan, Mbak Evi, Mas Fiki, Mas Budi, Mas Anang, Mas... , Mas Pipit (tuan rumah /Owner Kafe Lincak)

Dari Kanan Jongkok/ duduk : Mas Bambang (presiden SBT) Mas Agung, Mas Seta, Mas Kardi, Mas Tit0' (pakai topi coklat)

Selamat menempuh hidup baru adikku..

Tuesday, November 4, 2008

Barakallahulaka wa baroka’alaika wajama’a bainakuma fii khoir….
Tepat seminggu yang lalu 22 oktober 2008 adik tercinta saya Rina Vinawati menikah dengan Sukirno dari Matesih Karanganyar.
Kami sekeluarga berharap dengan pernikahan yang telah dilangsungkan akan memperbaiki kualitas hidup adik kami
agar terhindar dari fitnah dan agar tidak terombang-ambing terbawa gelombang kehidupan. Bagi ibu dan bapak kami, pernikahan mereka memiliki makna yang sangat penting untuk momentum perubahan. Adik saya Rina adalah adik perempuan pertama, karena kakak-kakaknya tiga orang laki-laki semua dan sudah menikah, serta adik kami yang paling kecil perempuan juga.

Usia mereka relatif muda, adik saya 19 tahun dan suaminya 22 tahun, berbeda dengan saya yang menikah pada usia 27 tahun. Semoga pernikahan kalian diberkahi oleh Allah..

Produksi Pesanan seragam pilkada Banten

Monday, September 29, 2008
Alhamdulillah.. bisnis yang saya rintis bulan Mei 2008 (baru 5 bulan), semakin mendapat kepercayaan dari pelanggan.Saya memang konsentrasi pada atribut PKS, karena komitmen saya tidak semata-mata hanya mencari untung, saya berharap bisa menyiapkan amunisi-amunisi untuk dakwah siyasi (politik) agar mencapai kemenangan. Visi saya adalah menciptakan sebuah tempat sebagai pusat atribut PKS yang berada di Solo. Selama ini saya komunikasi dengan pelanggan sebagian besar via web site http://pks-attributescenter.com

Setelah genap sebulan sesuai kesepakatan order seragam partai sebanyak 3.000 pcs untuk PILKADA Banten sudah kelar dan pembayaran pun sudah lunas. Terima kasih atas kepercayaannya..

Koneksi Speedy

Tuesday, September 2, 2008
Alhamdulillah, sejak kemarin di rumah sudah ada koneksi speedy. Mudah-mudahan dengan adanya konelsi internet di rumah saya bisa semakin rajin untuk berinteraksi di dunia maya.

Mohon doanya supaya bisnisnya makin sukses dan berkah.

Menerapkan Fisika Kuantum melalui Ikhlas dan Jujur

Tuesday, August 12, 2008
Hari Sabtu (9/8)kemarin, ketika saya menghadiri pertemuan bulanan orang tua murid Play Group dan TPAS Yaa Bunayya Mojosongo Solo. Ada sebuah materi tentang hukum tarik menarik (The Law of Attraction) yang di gunakan untuk mendidik anak secara benar.

Materi ini, pernah saya dapatkan beberapa kali di komunitas TDA, tetapi ada sesuatu yang lain pada materi kali ini. Ada sentuhan Illahiyah dalam mengupas ilmu tentang The Law of Attraction, saya menjadi tertarik karena ada nuansa lain yang menyejukkan.

Pembicara yang menyampaikan adalah Bapak R Daromez SB, memulainya dengan pengenalan tentang quantum. Menurut beliau quantum berarti energi yang tak terlihat namun memiliki kekuatan bila energi ini dikelola dengan baik.

Nasib seseorang mencerminkan karakter, sementara karakter berasal dari kebiasaan serta tindakannya, dan tindakan berasal dari pikiran yang bermuara dari perasaan, ilustrasi sederhananya adalah perasaan->pikiran->tindakan->kebiasaan->karakter->nasib.

Nasib, karakter, kebiasaan adalah sesuatu yang tampak, sementara pikiran dan perasaan adalah energi quantum yang tak tampak.

Kekuatan kuantum ini mengatakan “ Anda bisa mengatur perasaan anda untuk merubah nasib anda” Segala sesuatu yang anda pikirkan dengan segenap perhatian, energy dan konsentrasi pikiran, baik hal positif maupun negative akan dating ke dalam kehidupan anda. Hukum tarik menarik (The Law of Attraction) berlaku seperti hukum grafitasi, yang berlangsung otomatis. Apakah suka atau tidak suka- setuju atau tidak setuju hukum ini akan berlaku, melalui hukum tarik menarik kita akan menarik semua yang kita pikirkan dan kita rasakan suka atau tidak suka.

(Bersambung )

PILKADA JATENG : Membaca Peta Politik Jateng

Friday, June 13, 2008
PKS Partai Keadilan Sejahtera Menuju Pemilu 2009


BERDASARKAN persepsi masyarakat mengenai Pemilihan Gubernur (Pilgub) Jawa Tengah (Jateng), popularitas pasangan Sukawi Sutarip-Sudharto melebihi kandidat lainnya.

Hal tersebut tercermin dalam survei yang diselenggarakan oleh Pusat Kajian Kebijakan dan Pembangunan Strategis (Puskaptis) mengenai persepsi masyarakat terhadap Pemilihan Gubernur (Pilgub) Jateng. Survei tersebut dilakukan pada tanggal 14-25 April 2008 terhadap 1.191 responden di seluruh kabupaten dan kota di Jateng.

Berdasarkan hasil survei tersebut, pasangan calon gubernur (cagub) dan calon wakil gubernur (cawagub) yang diusung koalisi Partai Demokrat dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Sukawi-Sudharto unggul dengan perolehan 24,18% (lihat grafis). Menempel ketat di posisi kedua dan ketiga, pasangan cagub- cawagub dari Partai Golkar Bambang S-M Adnan (22,67%) dan pasangan yang berasal dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Bibit Waluyo-Rustriningsih (22,42%).

Sementara itu, pasangan yang didukung koalisi Partai Persatuan Pembangunan (PPP) dan Partai Amanat Nasional (PAN) M Tamzil-Rozaq Rais mendapatkan 10,83% suara. Terakhir,kandidat cagubcawagub Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Agus Soeyitno- Kholiq Arif berada di posisi buncit dengan perolehan 9,57%. Selain unggul di tingkat provinsi, pasangan Sukawi Sutarip-Sudharto juga unggul di 4 kabupaten dan 2 kota (lihat grafis).

Dukungan di lima wilayah itu pun cukup tinggi dengan persentase rata- rata di atas 30%. Di Semarang, Demak, dan Kota Surakarta, pasangan ini malah unggul telak.Tampaknya hal tersebut tidak terlepas dari posisi cagub Sukawi yang menjabat sebagai Wali Kota Semarang.Uniknya lagi, tingginya persentase dukungan tersebut diraih di wilayah yang selama ini merupakan kantong suara milik PDIP.

Namun,keunggulan tersebut sebenarnya masih berada di bawah pasangan Bambang Sadono-M Adnan yang unggul di 11 kabupaten dan 1 kota. Namun, pasangan Sukawi Sutarip-Sudharto diuntungkan dengan lebih meratanya dukungan responden di berbagai daerah.Kecuali di Cilacap, persentase dukungan responden terhadap pasangan ini relatif di atas angka 10% (lihat grafis).

Pasangan Bambang Sadono- M Adnan sendiri unggul di banyak kabupaten yang terletak pesisir utara Jateng,di antaranya Brebes, Pekalongan, Pemalang, Rembang, dan Jepara. Di Brebes, pasangan ini bahkan unggul mutlak dengan angka 50%. Sementara itu, pasangan Bibit Waluyo- Rustriningsih unggul di 6 kabupaten yang memang menjadi basis massa PDIP pada pemilu 2004 lalu.

Pasangan ini unggul di Batang, Purworejo, Boyolali, Temanggung, Kendal, dan Kebumen.Kabupaten yang disebut belakangan merupakan daerah yang kini tengah dipimpin oleh Cawagub Rustriningsih. Tidak seperti ketiga pasangan cagub-cawagub di atas, dukungan responden terhadap pasangan M Tamzil- Rozaq Rais terdapat di daerah yang memiliki tradisi Islam yang cukup kental seperti Pati dan Kudus.

Namun, hal ini tentu tidak terlepas dari figur M Tamzil dalam posisinya sebagai BupatiKudus. Jika pasangan M Tamzil- Rozaq Rais memanfaatkan dukungan yang berasal dari kalangan muslim,tidak demikian halnya Agus Soeyitno- Kholiq Arif. Pasangan yang diusung PKB ini justru lebih mengandalkan popularitas Agus Soeyitno sebagai mantan Pangdam IV/Diponegoro.

Hal tersebut terbukti ampuh melihat tingginya persentase mereka di kota yang memiliki sejarah kemiliteran yang kuat seperti Magelang. Namun, figur Cawagub Kholiq Arif ternyata tidak cukup mampu mengangkat popularitas pasangan ini di Wonosobo. Seperti kita tahu,Kholiq adalah cawagub yang menjabat bupati di wilayah yang berbatasan dengan Magelang tersebut. Di sana, pasangan Agus Soeyitno-Kholiq Arif berbagi tempat dengan pasangan Sukawi-Sudharto dan Bibit Waluyo- Rustriningsih yang persentasenya sama besar (30%).

Peta Politik Pilgub

Berdasarkan hasil survei di atas, peta kekuatan Pilgub Jateng kian terbuka. Secara geografis, setiap cagub-cawagub memiliki kecenderungan dukungan yang berbeda-beda. Pasangan Sukawi Sutarip- Sudharto didukung di hampir seluruh kabupaten dan kota dengan persentase yang cukup stabil. Pendukung pasangan ini pun identik dengan pemilih yang bermukim di perkotaan.

Sementara itu, pasangan yang dicalonkan Partai Golkar Bambang Sadono-M Adnan pun cukup populer di hampir seluruh wilayah Jateng. Namun, potensi suara terbesar pasangan ini terletak di sepanjang pesisir utara Jateng mulai dari Brebes hingga Rembang. Seperti halnya Bambang SM Adnan, pasangan Bibit Waluyo- Rustriningsih juga memiliki persentase dukungan yang tersebar di berbagai daerah.

Hal ini tentu dipengaruhi kemenangan PDIP di Jateng pada pemilu legislatif lalu. Namun, potensi suara terbesar cagub-cawagub dari PDIP ini terletak di Jateng bagian tengah dan selatan, terutama di wilayah-wilayah yang mayoritas penduduknya bermata pencaharian agraris. Sementara itu pasangan M Tamzil-Rozaq Rais dan Agus Soeyitno-Kholiq Arif berpeluang menggarap calon pemilih di daerah-daerah yang secara kultural didominasi warna ”hijau”.

Dengan demikian, kedua pasang cagub-cawagub ini akan mengandalkan potensi suara calon pemilih muslim di daerah-daerah seperti Demak,Pati,dan Kudus. Namun, hal itu belum dapat dijadikan garansi suara kalangan muslim di kantongkantong tersebut akan mengalir kepada kedua kandidat. Sebab, peta politik Islam di Jateng tidak memiliki batasan yang jelas.

Hal ini bisa dilihat dari tingginya popularitas cagub-cawagub yang diusung Partai Demokrat dan PKS, Sukawi-Sudharto, di daerah-daerah yang dikenal sebagai basis pemilih Islam tradisional tersebut. Peta politik Islam di Jateng ternyata tidak sekental di Jawa Timur. Empat hari tersisa menjelang kampanye,setiap kandidat tentu sudah menyiapkan strategi-strategi khusus memaksimalkan dukungan mereka di seluruh wilayah Jateng.

Tentu saja mesin politik partai akan ditargetkan kepada daerah-daerah yang dinilai potensial dalam menjaring suara calon pemilih. Namun, memenangkan Pilgub tidak hanya sekedar target politik dan loyalitas calon pemilih semata. Berkaca dari gelaran Pilgub sebelumnya, perilaku politik rakyat ternyata tidak mudah ditebak. Untuk itu, cagub-cawagub perlu merumuskan visi misi yang jelas dan realistis. Sebab, yang dibutuhkan masyarakat adalah pemimpin yang mampu membawa Jateng ke arah yang lebih baik. (m azhar/litbang SINDO)

Momentum Kebangkitan Nasional yang Memalukan!

Thursday, May 8, 2008

Kearin saya mendapatkan e-mail dari member TDA, yang isinya bagus, dan saya merasa perlu manyampaikan disini, karena saya ingin berkontribusi dalam pelurusan sejarah ini.. lebih lengkapnya sebagai berikut :

Kirim teman

Di berbagai media, di tengah kesulitan hidup yang kian melilit rakyat, di tengah kemiskinan yang kian menjadi, di tengah keputus-asaan rakyat banyak yang kian membuncah, di tengah himpitan kemelaratan, di tengah pesta korupsi dan mark-up anggaran negara (baca: uang rakyat) yang dilakukan para pejabat negara, memasuki bulan Mei 2008 bangsa ini dicekoki dengan ‘Momentum 1 Abad Kebangkitan Nasional’. Hal ini tentunya dikaitkan dengan berdirinya organisasi Boedhi Oetomo pada tanggal 20 Mei 1908.

Jika salah satu syair dari Taufiq Ismail berjudul “Malu Aku Jadi Orang Indonesia’, maka sekarang ini judul syair tersebut bertambah relevan. Betapa memalukannya sebuah bangsa yang katanya besar ternyata masih saja salah menetapkan tonggak kebangkitannya sendiri. Dan parahnya, hal ini ternyata didukung oleh tokoh-tokoh dan partai Islam yang seharusnya menjadi agen pencerahan bangsa.

Misal salah satunya, sebuah partai politik Islam besar akhir April lalu memasang sebuah iklan hitam putih seperempat halaman di sebuah harian ternama nasional. Dalam iklan tersebut, partai ini dengan tanpa malu memuat ‘Momentum 1 Abad Kebangkitan Nasional: Harapan Itu Masih Ada”. Disadari atau tidak, iklan ini telah ikut meracuni pemikiran generasi muda bangsa dengan ikut-ikutan latah menyiarkan kedustaan dan kesalahan yang fatal. Padahal partai ini kebanyakan diisi oleh orang-orang muda yang katanya intelek. Namun kenyataan yang terjadi sungguh memalukan!

Sayyid Quthb di dalam “Tafsir Baru Atas Realitas” (1996) menyatakan orang-orang yang mengikuti sesuatu tanpa pengetahuan yang cukup adalah sama dengan orang-orang jahiliyah, walau orang itu mungkin seorang ustadz bahkan profesor. Jangan sampai kita “Fa Innahu Minhum” (kita menjadi golongan mereka) terhadap kejahiliyahan.

Situs eramuslim.com sekurangnya sudah tiga kali memuat tentang organisasi Boedhi Oetomo (BO) dan memaparkan bahwa organisasi ini sama sekali tidak berhak dijadikan tongak kebangkitan nasional karena BO sama sekali tidak pernah mencita-citakan kemerdekaan, pro-penjajahan yang dilakukan Belanda, dan banyak tokohnya anggota aktif Freemasonry yang merupakan organisasi pendahulu dari Zionisme. Seharusnya, tonggak kebangkitan nasional disematkan pada momentum berdirinya organisasi Syarikat Dagang Islam (SDI) yang kemudian berubah menjadi Syarikat Islam (SI) pada tahun 1905, tiga tahun sebelum BO.

Sebab itu, agar kita lagi-lagi tidak salah menganggap tahun 2008 ini sebagai Momentum 1 Abad Kebangkitan Nasional, maka Kami lagi-lagi menurunkan artikel terkait hal tersebut, agar kebenaran tetaplah kebenaran, dan sama sekali tidak akan goyah walau dengan alasan politis sekali pun. Sejarah adalah History, bukan His-Story!

Penghinaan Terhadap Perjuangan Umat Islam

Dipilihnya tanggal 20 Mei sebagai Hari Kebangkitan Nasional, sesungguhnya merupakan suatu penghinaan terhadap esensi perjuangan merebut kemerdekaan yang diawali oleh tokoh-tokoh Islam. Karena organisasi Syarikat Islam (SI) yang lahir terlebih dahulu dari Boedhi Oetomo (BO), yakni pada tahun 1905, yang jelas-jelas bersifat nasionalis, menentang penjajah Belanda, dan mencita-citakan Indonesia merdeka, tidak dijadikan tonggak kebangkitan nasional.

Mengapa BO yang terang-terangan antek penjajah Belanda, mendukung penjajahan Belanda atas Indonesia, a-nasionalis, tidak pernah mencita-citakan Indonesia merdeka, dan anti-agama malah dianggap sebagai tonggak kebangkitan bangsa? Ini jelas kesalahan fatal.

Akhir Februari 2003, sebuah amplop besar pagi-pagi telah tergeletak di atas meja kerja penulis. Pengirimnya KH. Firdaus AN, mantan Ketua Majelis Syuro Syarikat Islam kelahiran Maninjau tahun 1924. Di dalam amplop coklat itu, tersembul sebuah buku berjudul “Syarikat Islam Bukan Budi Utomo: Meluruskan Sejarah Pergerakan Bangsa” karya si pengirim. Di halaman pertama, KH. Firdaus AN menulis: “Hadiah kenang-kenangan untuk Ananda Rizki Ridyasmara dari Penulis, Semoga Bermanfaat!” Di bawah tanda tangan beliau tercantum tanggal 20. 2. 2003.

KH. Firdaus AN telah meninggalkan kita untuk selama-lamanya. Namun pertemuan-pertemuan dengan beliau, berbagai diskusi dan obrolan ringan antara penulis dengan beliau, masih terbayang jelas seolah baru kemarin terjadi. Selain topik pengkhianatan the founding-fathers bangsa ini yang berakibat dihilangkannya tujuh buah kata dalam Mukadimmah UUD 1945, topik diskusi lainnya yang sangat konsern beliau bahas adalah tentang Boedhi Oetomo.

“BO tidak memiliki andil sedikit pun untuk perjuangan kemerdekan, karena mereka para pegawai negeri yang digaji Belanda untuk mempertahankan penjajahan yang dilakukan tuannya atas Indonesia. Dan BO tidak pula turut serta mengantarkan bangsa ini ke pintu gerbang kemedekaan, karena telah bubar pada tahun 1935. BO adalah organisasi sempit, lokal dan etnis, di mana hanya orang Jawa dan Madura elit yang boleh menjadi anggotanya. Orang Betawi saja tidak boleh menjadi anggotanya, ” tegas KH. Firdaus AN.

BO didirikan di Jakarta tanggal 20 Mei 1908 atas prakarsa para mahasiswa kedokteran STOVIA, Soetomo dan kawan-kawan. Perkumpulan ini dipimpin oleh para ambtenaar, yakni para pegawai negeri yang setia terhadap pemerintah kolonial Belanda. BO pertama kali diketuai oleh Raden T. Tirtokusumo, Bupati Karanganyar kepercayaan Belanda, yang memimpin hingga tahun 1911. Kemudian dia diganti oleh Pangeran Aryo Notodirodjo dari Keraton Paku Alam Yogyakarta yang digaji oleh Belanda dan sangat setia dan patuh pada induk semangnya.

Di dalam rapat-rapat perkumpulan dan bahkan di dalam penyusunan anggaran dasar organisasi, BO menggunakan bahasa Belanda, bukan bahasa Indonesia. “Tidak pernah sekali pun rapat BO membahas tentang kesadaran berbangsa dan bernegara yang merdeka. Mereka ini hanya membahas bagaimana memperbaiki taraf hidup orang-orang Jawa dan Madura di bawah pemerintahan Ratu Belanda, memperbaiki nasib golongannya sendiri, dan menjelek-jelekkan Islam yang dianggapnya sebagai batu sandungan bagi upaya mereka, ” papar KH. Firdaus AN.

Di dalam Pasal 2 Anggaran Dasar BO tertulis “Tujuan organisasi untuk menggalang kerjasama guna memajukan tanah dan bangsa Jawa dan Madura secara harmonis. ” Inilah tujuan BO, bersifat Jawa-Madura sentris, sama sekali bukan kebangsaan.

Noto Soeroto, salah seorang tokoh BO, di dalam satu pidatonya tentang Gedachten van Kartini alsrichtsnoer voor de Indische Vereniging berkata: “Agama Islam merupakan batu karang yang sangat berbahaya... Sebab itu soal agama harus disingkirkan, agar perahu kita tidak karam dalam gelombang kesulitan. ”

Sebuah artikel di “Suara Umum”, sebuah media massa milik BO di bawah asuhan Dr. Soetomo terbitan Surabaya, dikutip oleh A. Hassan di dalam Majalah “Al-Lisan” terdapat tulisan yang antara lain berbunyi, “Digul lebih utama daripada Makkah”, “Buanglah Ka’bah dan jadikanlah Demak itu Kamu Punya Kiblat!” (M. S) Al-Lisan nomor 24, 1938.

Karena sifatnya yang tunduk pada pemerintahan kolonial Belanda, maka tidak ada satu pun anggota BO yang ditangkap dan dipenjarakan oleh Belanda. Arah perjuangan BO yang sama sekali tidak berasas kebangsaan, melainkan chauvinisme sempit sebatas memperjuangkan Jawa dan Madura saja telah mengecewakan dua tokoh besar BO sendiri, yakni Dr. Soetomo dan Dr. Cipto Mangunkusumo, sehingga keduanya hengkang dari BO.

Bukan itu saja, di belakang BO pun terdapat fakta yang mencengangkan. Ketua pertama BO yakni Raden Adipati Tirtokusumo, Bupati Karanganyar, ternyata adalah seorang anggota Freemasonry. Dia aktif di Loge Mataram sejak tahun 1895.

Sekretaris BO (1916), Boediardjo, juga seorang Mason yang mendirikan cabangnya sendiri yang dinamakan Mason Boediardjo. Hal ini dikemukakan dalam buku “Tarekat Mason Bebas dan Masyarakat di Hindia Belanda dan Indonesia 1764-1962” (Dr. Th. Stevens), sebuah buku yang dicetak terbatas dan hanya diperuntukan bagi anggota Mason Indonesia.

Dr. Soetomo dan Dr. Cipto Mangunkusumo Kecewa dengan BO

Karena BO tidak pernah membahas kebangsaan dan nasionalisme, mendukung penjajahan Belanda atas Indonesia, anti agama, dan bahkan sejumlah tokohnya ternyata anggota Freemasonry. Ini semua mengecewakan dua pendiri BO sendiri yakni Dr. Soetomo dan Dr. Cipto Mangunkusumo, sehingga keduanya akhirnya hengkang dari BO.

Tiga tahun sebelum BO dibentuk, Haji Samanhudi dan kawan-kawan mendirikan Syarikat Islam (SI, awalnya Syarikat Dagang Islam, SDI) di Solo pada tanggal 16 Oktober 1905. “Ini merupakan organisasi Islam yang terpanjang dan tertua umurnya dari semua organisasi massa di tanah air Indonesia, ” tulis KH. Firdaus AN.

Berbeda dengan BO yang hanya memperjuangkan nasib orang Jawa dan Madura—juga hanya menerima keanggotaan orang Jawa dan Madura, sehingga para pengurusnya pun hanya terdiri dari orang-orang Jawa dan Madura—sifat SI lebih nasionalis. Keanggotaan SI terbuka bagi semua rakyat Indonesia yang mayoritas Islam. Sebab itu, susunan para pengurusnya pun terdiri dari berbagai macam suku seperti: Haji Samanhudi dan HOS. Tjokroaminoto berasal dari Jawa Tengah dan Timur, Agus Salim dan Abdoel Moeis dari Sumatera Barat, dan AM. Sangaji dari Maluku.

Guna mengetahui perbandingan antara kedua organisasi tersebut—SI dan BO—maka di bawah ini dipaparkan perbandingan antara keduanya:

Tujuan:

- SI bertujuan Islam Raya dan Indonesia Raya,

- BO bertujuan menggalang kerjasama guna memajukan Jawa-Madura (Anggaran Dasar BO Pasal 2).

Sifat:

- SI bersifat nasional untuk seluruh bangsa Indonesia,

- BO besifat kesukuan yang sempit, terbatas hanya Jawa-Madura,

Bahasa:

- SI berbahasa Indonesia, anggaran dasarnya ditulis dalam bahasa Indonesia,

- BO berbahasa Belanda, anggaran dasarnya ditulis dalam bahasa Belanda

Sikap Terhadap Belanda:

- SI bersikap non-koperatif dan anti terhadap penjajahan kolonial Belanda,

- BO bersikap menggalang kerjasama dengan penjajah Belanda karena sebagian besar tokoh-tokohnya terdiri dari kaum priyayi pegawai pemerintah kolonial Belanda,

Sikap Terhadap Agama:

- SI membela Islam dan memperjuangkan kebenarannya,

- BO bersikap anti Islam dan anti Arab (dibenarkna oleh sejarawan Hamid Algadrie dan Dr. Radjiman)

Perjuangan Kemerdekaan:

- SI memperjuangkan kemerdekaan Indonesia dan mengantar bangsa ini melewati pintu gerbang kemerdekaan,

- BO tidak pernah memperjuangkan kemerdekaan Indonesia dan telah membubarkan diri tahun 1935, sebab itu tidak mengantarkan bangsa ini melewati pintu gerbang kemerdekaan,

Korban Perjuangan:

- Anggota SI berdesak-desakan masuk penjara, ditembak mati oleh Belanda, dan banyak anggotanya yang dibuang ke Digul, Irian Barat,

- Anggota BO tidak ada satu pun yang masuk penjara, apalagi ditembak dan dibuang ke Digul,

Kerakyatan:

- SI bersifat kerakyatan dan kebangsaan,

- BO bersifat feodal dan keningratan,

Melawan Arus:

- SI berjuang melawan arus penjajahan,

- BO menurutkan kemauan arus penjajahan,

Kelahiran:

- SI (SDI) lahir 3 tahun sebelum BO yakni 16 Oktober 1905,

- BO baru lahir pada 20 Mei 1908,

Seharusnya 16 Oktober

Hari Kebangkitan Nasional yang sejak tahun 1948 kadung diperingati setiap tanggal 20 Mei sepanjang tahun, seharusnya dihapus dan digantikan dengan tanggal 16 Oktober, hari berdirinya Syarikat Islam. Hari Kebangkitan Nasional Indonesia seharusnya diperingati tiap tanggal 16 Oktober, bukan 20 Mei. Tidak ada alasan apa pun yang masuk akal dan logis untuk menolak hal ini.

Jika kesalahan tersebut masih saja dilakukan, bahkan dilestarikan, maka saya khawatir bahwa jangan-jangan kesalahan tersebut disengaja. Saya juga khawatir, jangan-jangan kesengajaan tersebut dilakukan oleh para pejabat bangsa ini yang sesungguhnya anti Islam dan a-historis.

Jika keledai saja tidak terperosok ke lubang yang sama hingga dua kali, maka sebagai bangsa yang besar, bangsa Indonesia seharusnya mulai hari ini juga menghapus tanggal 20 Mei sebagai Hari Kebangkitan Nasional, dan melingkari besar-besar tanggal 16 Oktober dengan spidol merah dengan catatan “Hari Kebangkitan Nasional”. (Rizki Ridyasmara)

Jundi kecil ...

Tuesday, April 29, 2008
Alhamdulillah,
Jundi kecil Syauqi Nailur Ridho putra pertama kami sudah berumur satu bulan(lahir 29 Maret 2008), kini sudah mulai berkurang begadangnya.. pada bulan pertama yang lalu, hampir tiap malam Syauqi bangun sekitar jam 01.00 hingga subuh belum juga tidur, dan siangnya sering tidur, mungkin sebagai pengganti malamnnya.

Seiring dengan tambahnya umur Syauqi, semoga Allah SWT menunjukkan dan memberikan kemudahan kepada kami, abi-umminya untuk menjemput rizki yang barokah.. mohon doanya ya..

Dream 2008

Monday, January 28, 2008

Sejak bergabung dengan komunitas TDA, keinginan untuk memiliki usaha mandiri terus bergejolak, meronta-ronta ...... seakan ingin segera di realisasikan. Di tambah lagi dengan suasana sangat kondusif yang dibangun oleh anggota TDA, diantaranya Pak Faif, Pak Abduh, Mas Bambang Triwoko, Mas Seta, Bu Ning, Mas Tri Muriana .. dan banyak lagi..

Semangat semakin menguat ketika banyak anggota TDA JOGLO sepulang menghadiri Milad 2 TDA memboyong banyak award, badan ini kian panas dingin dibuatnya.

Saya jadi teringat ketika NOBAR film The Secret di Jogja tahun lalu, saya perdalam lagi dengan membaca e-book The Secret yang di kirim oleh Mas Agam R anggota TDA Jakarta. Sangat jelas sekali di gambarkan bahwa Anda dapat memiliki atau melakukan segala sesuatu yang Anda inginkan (DR. JOE VITALE,METAFISIKAWAN, SPESIALIS PEMASARAN, DAN PENGARANG).

Segala sesuatu yang datang ke dalam hidup Anda ditarik oleh Anda ke dalam hidup Anda. Dan segala sesuatu itu tertarik ke Anda oleh citra-citra yang Anda pelihara dalam benak. Oleh apa yang Anda pikirkan. Apa pun yang berlangsung dalam benak, Anda menariknya ke diri Anda. Prentice Mulfor(1834-1891)

Jika di tinjau dari ajaran Islam hukum ketertarikan (The Law of Attraction) sebenarnya selaras dengan sebuah hadist Qudsi yang di riwayatkan oleh Muslim, bahwa Rasulullah, bersabda: "Berfirman Allah:"Aku berdasarkan prasangka hamba-Ku terhadap-Ku. Dan Aku akan bersamanya ketika ia mengingat-Ku. Jika ia mengingat-Ku di dalam dirinya, maka Aku kan mengingatnya di dalam diri-Ku. Jika ia menyebut-Ku di di tengah-tengah orang banyak, maka aku akan menyebutnya di tengah-tengah orang-orang yang lebih baik dari itu. Jika ia mendekat kepada-Ku sejengkal, maka Aku akan mendekat kepadanya sehasta. Jika ia mendekat kepada-Ku sehasta, maka Aku akan mendekat kepadanya sedepa. Jika ia datang kepada-Ku dengan berjalan, maka Aku kan datang kepadnya dengan berlari."

Firman Allah dalam Hadis Qudsi di atas: "Aku berdasarkan prasangka hamba-Ku terhadapku", menjadi petunjuk bahwa harapan dikabulkannya keinginan haruslah disertai dengan baiknya prasangka terhadap Allah dan keyakinan bahwa apa yang dikehendaki Allah pasti terjadi dan apa-apa yang tidak dikehendaki-Nya tidak akan terjadi.

Maka dengan mengacu hal di atas saya memberanikan diri untuk membuat sebuah mimpi untuk memiliki usaha mandiri pada bulan April mendatang.

Foto diatas adalah sebuah ruko yang sedang dibangun di belakang kampus UNS, terdiri dari 5 ruangan untuk etalase 3 x 5 M di lantai I, serta 2 ruangan ukuran 6,5 x 5 M di lantai II. Saya sudah beberapa kali menemui pemiliknya untuk memesan ruangan yang paling pojok kanan, saya merasa itulah tempat paling strategis dibanding ruangan lain. Pemiliknya belum berani memberikan angka harga sewanya karena bangunan belum selesai. Saya berniat untuk memberikan uang muka tapi di tolak juga, dari hasil ngobrol saya memahaminya karena beliau tipe orang yang tidak suka di kejar-kejar, berbeda dengan beberapa kontraktor yang berani menjual rumah yang masih berbentuk tanah kapling.

Beliau memberikan gambaran tentang harga sewa toko-toko di sekitarnya, untuk ukuran 3 x4 ada yang berani sewa 12 Jt dengan lokasi agak ke dalam, kebetulan lokasi pemilik ruko diatas relatif lebih strategis.

Jadi, kepada pembaca, teman-teman ... mohon doanya ya.... agar mimpi saya di tahun 2008 ini bisa terealisasi

Kajian Keliling UNS

Monday, January 21, 2008
Menjelang sholat magrib ketika saya dan istri ngobrol santai, saya teringat undangan acara kajian di Kantor Pusat UNS ba'da isya'. Istri saya yang kini sedang hamil memasuki bulan ke-7 saya ajak.. dan alhamdulillah bersedia untuk ikut serta. Perutnya semakin besar,kadang terasa pusing, dan anak saya yang masih di dalam kandungan sudah menendang-nendang.. jadi harus extra hati-hati untuk bepergian.

Bertempat di Kantor Pusat UNS, 20 Januari 2008 diadakan Kajian Keliling ( Kaling ) sebagai tindak lanjut dari acara Tarawih keliling pada tiap bulan Ramadhan. Pada kesempatan kali ini yang menjadi tuan rumah adalah Prof.Dr.dr.H.Much.Syamsulhadi, Sp.Kj(K) yang juga sebagai Rektor UNS dengan ustad yang memberi kajian adalah Ust DR.dr.Zaenal Arifin Adnan Sp.PD.

Dalam sambutannya Pak Syamsul menyampaikan bahwa perlunya kajian tidak hanya di bulan Ramadhan saja tetapi setiap bulan harus diadakan,hal ini perlu untuk menjaga keistiqomahan dan penawar racun selama sebelas bulan di luar Ramadhan.

Ust. DR.dr.Zaenal Arifin Adnan Sp.PD. menyampaikan bahwa untuk masuk surga tidaklah mudah seorang rektor akan di mintai pertanggungjawaban apa saja yang dilakukannya, beliau juga menghimbau bahwa agar semua dosen menjadi dosen agama Islam karena jika Al Qur'an di baca oleh ahli hukum maka akan menjadi produk hukum, jika dibaca oleh dokter maka akan menjadi produk kesehatan dan sebagainya. Jadi, ketika dosen mengajar kepada mahasiswa dipahamkan ilmu-ilmu yang berkaitan dengan Al Qur'an.

Pada akhir acara, Prof.Ir. Sholahuddin, MS bertanya tentang sholat lima waktu dan sholat Jum'at yang sunah muakhad mendekati wajib di lakukan di Masjid. Acara kaling diselenggarakan sebagai rangkain sholat isya' dan kebetulan hari Jum'at yang lalu ruang tersebut juga di pakai untuk sholat Jum'at. Dengan bijak Ustad menjawab bahwa setiap jengkal bumi Allah adalah tempat bersujud maka boleh mendiorikan sholat dimanapun, kecuali tempat-tempat yang di larang.

Melihat realitas diatas, tentu saya sangat senang...karena kampusku semakin sejuk meresap ke hati pengelola kampus. Selain kajian pejabat teras, hampir di tiap unit kerja juga ada kajian rutin...