RENOVASI MASJID NURUL HUDA UNS

Wednesday, September 26, 2007
Masjid kampus UNS atau yang lebih dikenal dengan nama Masjid Nurul Huda UNS. Merupakan satu-satunya masjid terbesar yang berada di lingkungan kampus Universitas Sebelas Maret Surakarta. Universitas Sebelas Maret Surakarta mempunyai 4 (empat) masjid yang tersebar di 4 (empat) lokal kampus UNS, yaitu lokal Kentingan, Manahan, Kleco, dan Pabelan. Masjid Nurul Huda UNS terletak di kampus UNS lokal Kentingan. Kampus UNS lokal Kentingan merupakan pusat dari segala aktivitas UNS. Karena terletak di pusat aktivitas UNS, maka masjid Nurul Huda merupakan bagian yang tak terpisahkan dari berbagai aktivitas yang dilakukan di kampus UNS.
Sejak diresmikan penggunaannya pada tanggal 22 Oktober 1982. Masjid Nurul Huda mempunyai kontribusi yang sangat besar terhadap perkembangan dakwah Isl;am di UNS. Karena selain berfungsi sebagai sarana ibadah (sholat), masjid Nurul Huda juga berfungsi sebagai sarana untuk menanamkan nilai-nilai Islam kepada civitas muslim UNS, khususnya mahasiswa muslim. Dari masjid Nurul Huda UNS inilah sudah banyak dilahirkan mahasiswa-mahasiswa muslim yang berakhlakul karimah dan mempunyai komitmen untuk memajukan dakwah Islam.
Masjid Nurul Huda UNS menjadi pusat dari segala aktivitas ke -Islaman UNS, yang khususnya di kelola oleh mahasiswa mulim UNS. Pada mulanya ada 4 (empat) wadah aktivitas ke-Islaman mahasiswa, yaitu Takmir Masjid Nurul Huda, UKKI (Unit Kegiatan Kerohanian Islam), IKADAI (Ikatan Asisten Dosen Agama Islam), dan PHBI (Panitia Hari Besar Islam). Yang semuanya menjadikan Masjid Nurul UNS sebagai pusat kegiatannya. Seiring berjalannya waktu, pada tahun 1992 semua lembaga tersebut dilebur menjadi satu dengan nama Jamaah Nurul Huda Unit Kegiatan Mahasiswa Islam Universitas Sebelas Maret Suarakarta (JN UKMI UNS). Sampai sekarang, inilah satu-satunya lembaga resmi (UKM) yang menjadi wadah aktivitas mahasiswa muslim yang diakui oleh UNS. Sedangkan PHBI sekarang ini dikelola oleh para birokrat UNS.
Sejak pertama kali berdiri, masjid Nurul Huda UNS baru mengalami 3 (tiga) kali perbaikan, yaitu penambahan dinding kaca pada sisi utara, selatan dan timur lantai satu (dilakukan sekitar tahun 1987-1988). Yang kedua adalah penggantian atap dari seng diganti genting (dilakukan medio 90-an). Yang ketiga adalah penggantian lantai 1 serambi masjid Nurul Huda, dari tegel diganti dengan keramik (dilakukan pada tahun 2002). Kondisi masjid Nurul Huda UNS saat ini, dilihat dari daya tampung sudah kurang memadai. Karena tiap tahun jumlah mahasiswa muslim di UNS semakin meningkat. Sedangkan dilihat dari kondisi fisik sudah sangat memprihatinkan. Banyak sekali atap

yang bocor, kondisi eternit banyak yang jebol, lantai 1 timur selatan banyak bergelombang dan pecah disebabkan oleh kelabilan tanah. Hal ini disebabkan sudah tuanya usia masjid dan minimnya
perbaikan yang dilakukan. Karena perbaikan selama ini hanya bersifat tambal sulam. Melihat kondisi seperti itu, timbullah ide atau gagasan untuk melakukan renovasi secara total masjid Nurul Huda UNS.

Ayo.. kita sengkuyung bareng-bareng renovasi masjid Nurul Huda UNS

Memasuki Babak Baru Dunia ZAKAT

Tuesday, September 4, 2007
Pengelolaan zakat pada zaman Rasululloh dan kholifah Umar bin Abdul Aziz merupakan sejarah gemilang yang harus menjadi inspirasi bagi setiap muslim. Saat itu kehidupan seorang muslim sangat terjamin, distribusi kekayaan tidak menunjukkan sebuah ketimpangan, kekayaan para agniya (orang kaya) dengan penuh kesadaran memberikan hak-hak mustahik(penerima zakat) dengan adil. Begitu juga kaum miskin sangat terjaga izzahnya sehingga tidak ada jeritan-jeritan atau sebuah tindakan yang menunjukkan ekspresi sebuah ketidakpuasan sebuah sistem. Bahkan, karena makmurnya kehidupan muslim saat itu, amil zakat kebingungan untuk mencari orang-orang yang mau menerima dana zakat, karena sebagian besar muslim termasuk orang-orang kaya yang taat membayar zakat.

Dengan semangat tersebut, salah satu lembaga amil zakat di Solo mengadakan Pelatihan Manajemen Zakat di Hotel Quality Solo pada 2 September 2007. Peserta yang mengikuti berasal dari berbagai daerah di Jateng dengan jumlah lebih dari 50 orang.

Ada tiga nara sumber, Ust Irfan Supandi menyampaikan tentang zakat maal di era modern, Ahmad Juwaini ( Direktur SDM Dhompet Dhuafa) menyampaikan tentang strategi pengelolaan zakat, dan Hammy Wahjunianto ( Ketua umum Forum Zakat) tentang srtategi marketing.

Saya ( mewakili LAZIS UNS : www.lazis.uns.ac.id) terkesan yang disampaikan oleh bapak Ahmad Juwaini tentang latar belakang pengelolaan zakat di Indonesia. Ketika orang bertanya apa jejak sholat selama 800 tahun Islam ada di Indonesia ? (abad 13 Islam masuk di Indonesia). Maka kita bisa menjawab bahwa hampir setiap kampung terdapat masjid, dan bahwan terdapat 2 masjid terbesar di Asia, masjid Istiqlal di Jakarta dan Masjid Akbar di Surabaya serta terdapat masjid yang berkubah emas di daerah depok. Begitu juda dengan haji, hampir di setiap daerah memiliki asrama haji. Tetapi, ketika di tanya kemana jejak zakat ? maka kita tidak bisa menjawab apa-apa, karena orang miskin teteap saja lebih banyak.

Di sisi lain, beliau menyampaikan bahwa terdapat salah kaprah cara pandang umat Islam di Indonesia ketika mengaplikasikan ibadah zakat. Pertama, zakat itu identik dengan zakat fitrah saja, sehingga hanya di keluarkan di bulan Ramadhan, padahal setiap bulan adalah bulan zakat, karena zakat maal itu hanya terkait dengan nishab dan haul ( bisa jatuh tempo setiap bulan). Kedua, tentang pengelolaan zakat, sebelum era 90-an zakat di kelola dengan tradisional dan asal-asalan, sebagai contoh dalam mengurus masjid, pengurus masjid hanya mengelola dalam waktu 2 jam setiap minggu di hari Jum'at, yang mengurus pun orang-orang tua, bagaimana bisa berkembang..? untuk urusan duniawi saja, banyak orang yang bekerja 8 jam setiap hari.

Seharusnya, zakat sebagai ibadah yang mengandung dimensi vertikal dan horisontal jauuuuuuuh...... memerlukan manajemen profesional dan dengan SDM yang profesional juga.

Seiring dengan yang disampaikan pak Hammy, perlu sebuah strategi untuk mengenalkan atau edukasi zakat ke masyarakat dan masyarakat bisa di rubah !! sebelum tahun 90-an orang tidak banyak yang membayar zakat, sekarang sudah banyak orang yang membayar zakat rutin setiap bulan, dan sudah banyak lembaga profesional yang menangani zakat dengan SDM yang handal.

Saat ini sudah ada Dewan Zakat Asia, sehingga bukan mustahil, memasuki babak baru dunia zakat beberapa dekade ke depan akan ada lembaga dunia yang menjadi pengganti IMF, UNDP, dan lembaga-lembaga sekuler lain untuk menjadi solusi atas krisis - krisis kemanusiaan yang terjadi.

Salam FUNtastis...