27/7/2007

Friday, July 27, 2007
Hari ke-27 bulan t tahun 2007, seolah hari yang biasa bagi kebanyakan orang, tapi bagi saya itu adalah hal yang istimewa, karena hari ini 27/7/2007 seseorang yang terlahir 27 tahun yang lalu sakarang telah mendampingi saya, yang selama ini banyak mencurahkan perhatiannya untuk suami. Dia adalah seorang yang cantik lahir batin, istri yang taat, calon bidadari surga..

Dia bernama Sumarsih lulusan FKIP UNS tahun 2002, kami menikah sebulan yang lalu tepatnya 24 Juni 2007 di Sumber Melikan Wedi Klaten.. daerah yang sangat asing sebelum saya mengenalnya.

Semoga Allah senantiasa memberkahi pernikahan kami ...

Menikahlah, Allah Akan Memampukan Engkau (Sebuah motivasi bagi yang masih ragu untuk menikah)

Wednesday, July 4, 2007
Terima kasih atas doa dan restunya kepada member TDA ( www.tangandiatas.com) : Bapak Hadi Kuntoro, MZ Omar, Sayogya Budhi, Iim Rusyamsi, priyo husodo, Dudun Parwanto, sony, ADI PRAYITNO, Cahndeso, didin Razani, Muhammad Ramdhan, Fauzie Abdullah, sikenyot, dwi yanto, yuanita rizal, dan semua member TDA.

Menikahlah, Allah Akan Memampukan Engkau
(Sebuah motivasi bagi yang masih ragu untuk menikah)

Alhamdulillah segala puji untuk Allah SWT, yang telah memberikan kemudahan bagi kami untuk menikah, 24 Juni 2007 dan walimahan 1 Juli 2007. Kemudahan demi kemudahan kami dapatkan ketika kami memantapkan diri untuk melangkah. Saya sendiri ketika berazam untuk menikah 4 bulan yang lalu, dalam kondisi keuangan yang negatif (-). Banyak hutang disana -sini, dan saya belum berpenghasilan yang cukup untuk menghidupi ibu dan adik-adik, kondisi keluarga yang carut marut, bapak sudah hampir 4 tahun jarang pulang, kalaupun pulang hanya sebentar kemudian pergi lagi, tanpa meninggalkan bekal untuk kami bertahan hidup, hingga akhirnya kami tahu bahwa bapak sedang menjalin hubungan dengan perempuan lain.

Di rumah kami berlima dengan ibu, kakak sudah menikah dan tinggal ditempat yang berjauhan dengan kami, sehingga saya adalah anak yang paling besar di rumah dengan 3 orang adik. Ibu tidak memiliki pekerjaan tetap, praktis semua kebutuhan keluarga saya yang menanggung, kebutuhan sehari-hari hingga kebutuhan untuk biaya sekolah adik-adik. Saya beruntung memiliki ibu yang sabar dan tabah, dengan kondisi kami saat itu kami mampu bertahan hidup untuk makan dengan rata-rata Rp 10.000,- sehari untuk 5 orang ( bisa dibayangkan ? ).

Dalam kondisi seperti itulah saya kuatkan azam untuk menikah, azam ini sebenarnya sudah muncul setahun yang lalu dan sudah saya sampaikan kepada kedua orang tua, ketika itu orang tua sedang berkumpul dirumah, tetapi tanggapannya biasa saja, tidak ada sebuah ekspresi yang mencerminkan sebuah dukungan, datar-datar saja. Ya, saya memakluminya karena mereka sedang ada masalah, hal ini terlihat dari jarangnya bapak pulang kerumah, dan seringnya bapak - ibu bertengkar. Tekad saya sudah bulat untuk menikah tahun ini, di usia 27 tahun .

Sinyal pertama yang diberikan Allah untuk kemudahan pernikahan saya adalah membaiknya hubungan bapak-ibu, 3 bulan sebelum hari H, bapak sudah sering pulang, pekerjaan bapak saat itu belum jelas, sehingga meskipun pulang beliau tidak membawa uang untuk menghidupi keluarga. Sebaliknya, beliau menambah beban keluarga, artinya dengan kehadirannya dana untuk mekan bertambah, belum lagi kalau beliau pergi - pergi untuk mencari pekerjaan .. tambah ongkos.

Alhamdulillah... 1 bulan sebelum hari H, bapak sudah mendapatkan proyek untuk menggarap mebel antik, dan nilainya tidak tanggung-tanggung, kalau untuk makan keluarga selama setahun tidak habis dan hingga sekarang bapak sudah sering di rumah untuk mengerjakan proyeknya. Dengan begitu perhatian bapak-ibu kepada adik-adik bisa lebih baik dari sebelumnya, saya pun.... juga tenang dengan istri. Tanggungjawab yang selama ini saya pikul selama bapak tidak pulang, sudah kembali pada pemegang tongkat kekuasaan yang sebenarnya.

Sinyal kedua, ketika khitbah (melamar) yaitu 2 bulan sebelum hari H. Pada hari yang telah menjadi kesepakatan untuk khitbah yang telah ditentukan dengan pihak wanita, kami sekeluarga benar-benar kondisi pas-pasan, jangankan untuk sewa mobil, untuk naik bus saja kami tidak punya... letak wanita yang akan saya khitbah di luar kota sehingga memerlukan alat transportasi untuk bisa sampai ke tujuan. Tidak saya duga... ada seorang teman yang telah menyediakan mobil untuk mengantar saya dan orang tua, dan hebatnya beliau tidak memungut biaya sepeserpun.

Sinyal ketiga, kemudahan yang diberikan Allah adalah ketika saya bertemu seorang teman seangkatan ketika kami kuliah. Karena kami jarang ketemu, dia menanyakan nomor HP yang sekarang saya pakai, karena dia susah untuk menghubungi saya. Sambil bercanda saya berkata: " HP saya sudah laku... mau belikan...?"
di luar dugaan dia menanggapi serius perkataan saya, sejenak dia terdiam, ingat HP nya yang jarang dipakai. Dia kelihatan sedang mencari sesuatu, sebuah HP CDMA yang cukup bagus di sodorkan dihadapan saya, " Rif, pakai HP ini agar saya bisa mudah berkomunikasi dengan engkau" Waduh.... saya jadi bingung, saya bertanya "Saya harus bayar berapa ? " akhirnya, dia menyuruh saya membawanya, dan dengan harga terserah saya mau kasih berapa....

Dan masih banyak keajaiban-keajaiban yang ditunjukkan oleh Allah SWT hingga ketika kami menikah.

Ingat bahwa, " Jika mereka miskin Allah akan memampukan mereka dengan karunia-Nya. Dan Allah Maha luas pemberiannya dan Maha Mengetahui.? " (Q.S. An-Nuur 24:32)

"Dan tidak ada suatu binatang melata pun di bumi melainkan Allah-lah yang memberi rizkinya...? " (Q.S. Huud 11:6)

Ayo.. siapa takut untuk menikah ..?